10/11/2012

BIDAN

Menjadi seorang bidan adalah profesi yang mulia, Jangan jadikan uang sebagai tujuan utama...

Kadangkala banyak orang menyangka bahwa menjadi seorang bidan itu menyenangkan. Mudah mendapatkan uang tanpa harus bekerja terlalu keras. Dengan membuka tempat praktik sendiri, maka uang tidak lagi harus dikejar tapi uang itu sendiri yang menghampiri. Banyak pula para orang tua yang menyarankan anaknya untuk melanjutkan kuliahnya di kebidanan dengan tujuan agar tidak sulit jika nantinya lulus untuk mendapatkan uang. Anggapan-anggapan itu tidaklah salah, namun tidak pula sepenuhnya benar. Prinsip itu tidaklah menjadi dasar atas pilihan semua orang untuk menjadi seorang bidan.

PROFESIONALISME BIDAN

Profesionalisme berarti memiliki sifat professional/ ahli. Secara populer seorang pekerja apapun sering dikatakan professional. Seorang professional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja yang trampil atau cakap dalam kerjanya biarpun ketrampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Benarkah seseorang yang bekerja dengan trampil dalam jenis pekerjaan apapun dapat dikatakan sebagai pekerja yang profesional..?, bagaimana dengan pekerjaan dibidang kebidanan...? satu demi satu akan kita bahas dalam uraian berikut ini.

A. PROFESIONAL.

C.V.Good.(dalam makalah Harni Kusno) menjelaskan bahwa pekerjaan yang berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu yaitu: memerlukan persiapan dan pendidikan kusus bagi calon pelakunya, memerlukan pemenuhan persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang ( Pemerintah, organisasi profesi ) serta jabatan professinal tersebut mendapat pengakuan dan Pemerintah dan masyarakat.

Demikian pula pendapat Scum.E.H.(dalam makalah Ma’arif Husen) menyebutkan bahwa karakteristik professional adalah :

1. Berbeda dengan amatir, terikat pekerjaan seumur hidup yang merupakan sumber penghasilan utama.

2. Mempunyai pilihan kuat untuk pemilihan karir profesinya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap karirnya.

3. Mempunyai kelompok ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus melalui pendidikan dan pelatihan yang lama.

4. Mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan prinsip-prinsip dan teori.

5. Berorientasi pada pelayanan yang menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien.

6. Pelayanan yang diberikan pada klien berdasarkan kebutuhan klien.

7. Mempunyai otonomi dalam mempertahankan tindakan.

8. Membuat perkumplan untuk profesi.

9. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan mereka dianggap khusus.

10.Dalam memberikan pelayanan tidak bolih advertensi dalam mencari Klien.

Dari uraian diatas, pekerjaan dibidang kebidanan adalah jabatan professional, karena :

1. Disiapkan melalui pendidikan agar lulusannya dapat mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

2. Dalam menjalankan tugasnya bidan mempunyai kode etik dan etika kebidanan.

3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.

4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.

5. Memiliki organisasi profesi.

6. Memiliki karakteristik khusus, dikenal dan dibutuhkan masyarakat.

7. Menjadikan pekerjaan bidan sebagai sumber utama kehidupan.

B. BIDAN.

Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional. Pengertian bidan dan bidang praktrknya telah diakui oleh International Confederation Midwives ( ICM ) dan International Federation of Gynaecologust dan Obstetrion ( FIGO ) serta World Health Organitation ( WHO ).

Secara lengkap pengertian bidan adalah sebagai berikut :

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan yang diakui oleh negara serta memperolih kualifikasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktek kebidanan dinegeri itu. Bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita pada masa hamil, persalinan, pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.

Asuhan yang dimaksud termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi serta mengupanyakan bantuan medis, melakukan tindakan pertolongan gawatdarurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pedidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita hamil, bersalin dan pasca pesalinan saja tetapi juga untuk keluarga dan komunitasnya. Pendidikan yang dimaksud mencakup pendidikan untuk kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, persiapan menjadi orang tua, keluarga berencana, kesehatan bayi dan anak.

Bidan bisa praktek di Rumah Sakit, Klinik, Unit kesehatan, Rumah- rumah perawatan dan fasilitas kesehatan lainnya.

( Definisi bidan di Indonesia dibatasi bahwa bidan adalah seorang perempuan ).

C. UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI BIDAN YANG PROFESSONAL.

Bidan yang professional merupakan idaman bagi seluruh perempuan yang sudah terlanjur menjadi bidan.

Berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain dengan cara ;

1. Memperkuat organisasi profesi.

Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi sesuai dengan :

- Pedoman Organisasi.

- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

- Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).

2. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.

Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal.

Secara formal, rencana pendidikan bidan Harni Kusno dlm makalah Profesionalme Bidan menyongsong Era Global, sebagai berikut :

- Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).

- Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan S3 Kebidanan ).

Secara non formal, dapat dengan cara :

- Pelatihan- pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS,

APN, APK, dll ).

- Seminar – seminar, lokakarya dll.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan.

Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :

- Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir.

- Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan klinik dan non klinik, serta penerapan model sebagai contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik/ SPMKK.

- Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan.

4. Peningkatan Kualitas Personal Bidan.

Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional, kompetensi personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.

- Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan untuk berprakarsa dan bersaing secara sehat.

- Beretika dan solidaristik.

Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya akan selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.

C. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI.

Seiring dengan bertambahnya kebutuhan tenaga bidan yang dirasakan oleh Pemerintah dan Masyarakat, seiring dengan betambahnya jumlah bidan, serta kepercayaan Pemerintah dan Masyarakat terhadap bidan dalam upaya- upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu - Bayi ( AKI – AKB ) dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , sangat diperlukan bidan- bidan yang professional.

Permasalahan inilah yang menjadi bahan renungan dan pertanyaan untuk diri setiap bidan, sudahkah kita ikut berproses dalam upaya untuk mencapai sebutan bidan yang professional?

D. RANGKUMAN.

Bidan yang professional adalah bidan yang kompeten, ahli dalam bidangnya, dinamis, kreatif – inovatif , beretika dan mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Merupakan proses perjuangan yang harus terus menerus dihidupkan bagi setiap diri bidan bersama organisasi profesinya untuk dapat mencapai sebutan bidan yang profissional .

PENGABDIAN SEORANG BIDAN

Pengabdian seorang BIDAN

Pada zaman sekarang, seberapa banyak orang yang masih mempunyai totalitas semangat pengabdian pada masyarakat atau lingkungan sekitarnya, tanpa pamrih dan batas, bahkan rela menyisihkan seluruh waktu, pikiran, biaya bahkan hidupnya demi orang lain?

1. Bidan Ros rosita.
Yang pertama adalah bidan Ros Rosita. Bidan asal Kabupaten Lebak, Banten ini, telah mengabdikan hidupnya selama lebih dari 10 tahun, untuk melayani kesehatan orang-orang suku Baduy. Bidan Ros, panggilan akrab wanita ini, rela melakukan perjalanan hingga 6 jam dengan jalan kaki, demi mengunjungi para pasiennya di pedalaman hutan Kanekes, Leuwidamar, Lebak, Banten. Sejak tahun 1997, Bidan Ros memerlukan waktu 2 tahun agar berbagai metode dan peralatan medis modernnya, seperti obat-obatan, jarum suntik, hingga konsep imunisasi diterima oleh suku Baduy, yang terkenal sangat anti segala hal yang berbau modern.

Namun berkat ketekunan dan semangat pengabdiannya, tradisi itu mampu dipatahkannya dan dia menjadi satu-satunya “dukun modern” yang diterima di kalangan suku Baduy Dalam. Kini, bidan Ros masih setia menjalani pelayananan kesehatan dengan waktu praktik 24 jam non stop dan bayaran seadanya.

“Ya dulu dari awal sih, saya sudah siap dengan rezeki saya dari mereka, seperti untuk melahirkan hanya sepuluh ribu rupiah. Alhamdulillah sekarang sudah naik sedikit menjadi dua puluh ribu rupiah” tutur bidan Ros, yang masih memiliki cita-cita mendirikan rumah bersalin di kawasan Baduy, dengan mantap.

2. Bidan Siti Aminah
Selanjutnya adalah seorang bidan juga, yang juga memiliki panggilan hati untuk bisa melayani kesehatan orang lain tanpa pamrih apapun. Bidan Siti Aminah, mengaku sejak kecil saat ikut pramuka, setiap melihat orang-orang sekitarnya menderita penyakit, berketetapan untuk bisa mengobati mereka.

“ Aku waktu kecil ikut pramuka, lihat orang-orang pada korengan, kudisan, hidung meler, atau luka-luka, selalu merasa trenyuh sendiri. Ya udah, aku janji ke diriku sendiri, nanti kalau sudah dewasa jadi orang yang akan melayani dan mengobati mereka, ndak dibayar juga ndak apa-apa” ungkap Bidan asal Mojokerto Jawa Timur ini. Janji itu digenapi oleh Bidan Aminah, dengan mengambil jurusan Kesehatan Masyarakat saat kuliah.

Setelah lulus, ikatan dinas ke hampir seluruh penjuru Indonesia, dilakukannya dengan sepenuh hati. Melayani pasien di daerah-daerah kawasan miskin dan terpencil, yang kadang tak mampu membayar, dijalaninya dengan tulus dan senang hati.

“Waktu di daerah, pasien-pasienku kan orang-orang kalangan bawah, jadi ya bayarnya seadanya mereka. Lagi musim durian atau rambutan, ya seluruh rumah pasti bakal penuh dengan durian dan rambutan, atau kalo lagi jalan di pasar, tas pasti bakal penuh dengan sayuran, ikan dan barang-barang jualan lainnya dari mereka. Sampai adikku bercanda, ya udah kalau lewat situ, bawa tas yang buesar aja ” kekeh Bidan Aminah mengenang masa tugasnya di luar Pulau Jawa.

3. Bidan Aminah
Bidan Aminah memilih Cilincing, kecamatan kumuh di kawasan Jakarta Utara dan kampung nelayan di kawasan Bekasi, sebagai tempat pengabdiannya. Berbagai tantangan dan peristiwa yang berkaitan dengan keterbatasan ekonomi pasiennya dan minimnya pelayanan kesehatan dari pemerintah setempat, juga terjadi di sini.

Misal pemeriksaan kesehatan dan pengobatan tanpa bayaran, hingga mengeluarkan biaya dari kantong pribadi demi membayar obat-obatan pasiennya. Bahkan, bidan Aminah rela mengubah mobil pribadinya sebagai mobil ambulans, dan disetirinya sendiri setiap hari demi mengunjungi dan mengangkut pasien-pasiennya.

Kepedulian yang tinggi pada lingkungan sekitarnya, kini bertambah pada pendidikan anak-anak warga miskin. Untuk itu, bidan Aminah telah mendirikan sekolah TK gratis bagi anak-anak di sekitar tempat praktiknya.

4. Gisela Borowka (bukan bidan)
Dia adalah seorang perempuan mantan warga negara Jerman yang memenuhi panggilan hati untuk mengabdi lintas negara. Gisela Borowka, atau lebih dikenal sebagai Mama Barat atau Mama Putih di kawasan Nusa Tenggara Timur, memutuskan untuk menghabiskan hidupnya di negara yang sebelumnya sama sekali asing baginya.

Pengabdiannya di Indonesia dimulai saat usia 29 tahun, pada 26 Agustus 1963, Gisela memilih kawasan Lembata di Flores Timur, yang penuh dengan para penghuni kusta atau lepra. Kawasan penampungan bagi orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat karena penyakitnya itu, menarik minatnya sebagai lahan pengabdian.

Hingga sekitar tahun 1980, Gisela mengabdikan diri dengan tulus mendampingi dan merawat para penderita kusta di Lembata. Bahkan pada 1968, sebuah rumah sakit didirikannya untuk pengobatan menyeluruh para penderita kusta. Setelah berhasil mengurangi jumlah penderita kusta di Lembata secara signifikan, Gisela memilih pulau Alor untuk tempat pengabdian selanjutnya.

Kini 45 tahun berselang, Gisela yang resmi menjadi WNI sejak 20 September 1996 ini, masih terus menjalankan rumah sakit, mengajarkan pola hidup sehat, pendidikan non formal untuk bekal para bekas penderita kusta dan mendirikan panti asuhan bagi anak-anak terlantar dan dari keluarga miskin di pulau Alor. Gisela sudah berketetapan, menjalani sisa hidupnya dengan terus merawat penduduk Alor hingga akhir hidupnya


S.W.O.T

ANALISA SWOT
Dalam pelayanan kebidanan di butuhkan sebuah penelitian mutu pelayanan untuk meningkatkan kinerja pada bidan dalam memberikan kepuasan kepada klien.
SWOT merupakan salah satu cara untuk menganalisa mutu dari pelayanan kebidanan. seperti contoh berikut ini akan diterapkan analisa SWOT pada salah satu bidan desa di daerah cukir

S (STRENGTH)

* Bidan mampu memenuhi standar kompetensi asuhan kebidanan
* Berpengetahuan dan berwawasan luas terhadap perkembangan ilmu ilmu kesehatan
* Cekatan, tanggap, serta teliti dalam memberikan pelayanan
* Mempunyai sosialisme yang tinggi terhadap pasien serta lingkungan sekitar
* Mempunyai komunikasi yang baik dengan pasien
* Menerapkan asuham sayang ibu pada setiap asuhan kebidanan terutama persalinan
* Selalu menerapkan prinsip PI (Pencegahan Infeksi) dalam setiap tindakan

* bidan mempunyai mobil yang sewaktu waktu bila ada pasien yang perlu dirujuk bisa dipergunakan tanpa ada biaya tambahan

* Tempat strategis dalam artian berada di tengah tengah desa dengan akses jalan yang baik
* Tempat pelayanan bersih dan penataan ruangannya rapi
* Alat alat untuk melakukan pelayanan kesehatan lengkap
* terdapat kamar mandi khusus pasien
* tempat parkir luas


W (WEAKNESS)

* Tempat pelayanan kurang nyaman karena atapnya terbuat dari asbes yang membuat ruangan menjadi sangat panas, dan pasien sering mengeluh karena tidak betah dengan panasnya
* Biaya pengobatan sedikit lebih mahal


O (OPPORTUNITY)

* Wilayah kerja bidan sangta luas. Terdiri dari 5 dusun. Jumlah ibu hamil, ibu menyusui, balita, WUS serta PUS pun yang sangat membutuhkan asuhan kebidanan serta pelayanan kesehatan pun sangat banyak, sedangkan jarak desa dengan tempat pelayanan kesehatan yang lain seperti puskesmas cukup jauh, sehingga peluang bidan untuk membuka praktek dan diterima di masyarakat sangat besar.


T (TREATH)

* Terdapat bidan praktek swasta baru yang bertempat tinggal dan membuka praktek di salah satu dusun




10/10/2012

PELAJARAN HIDUP

  • we have our own time
  • we have our own view
  • we have our own duty
  • we have our own desire
  • we have our own ego
  • we have our own privation
tapi itu semua tidak akan membuat kita saling menjauh kan? hmmm… bukan menjauh, lebih tepatnya seakan tidak saling ‘sedikit tidak peduli’ satu sama lain saja, eh kamu pasti tidak terima jika dibilang ‘sedikit tidak peduli’ , lalu harus memakai istilah apa agar lebih tepat?.
Pasti kamu dan aku tau alasannya, tapi tidak cukup sopan untuk dijelaskan disini. 
Kita sudah saling paham tentang diri masing-masing, belajar untuk saling memahami dan  bagaimana seharusnya bertindak. Walaupun terkadang nih, ada terselip perasaan “apakah aku cukup memahami kamu?”.
well, semua kejadian itu menjadikan kita menjadi saling dewasa.
- sometimes, I forget to say hello
- sometimes I don’t start to text you
but that doesn’t mean that I am ignoring you.So do you.Just try to fully understand